Jakarta -
Hari Stroke Sedunia atau World Stroke Day digelar setiap tahun pada 29 Oktober. World Stroke Organization selaku lembaga penyelenggara peringatan ini mengajak masyarakat di seluruh dunia untuk meningkatkan kesadaran tentang faktor risiko dan tanda-tanda stroke.
Stroke tergolong penyakit kardiovaskuler yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah dan masalah jantung. Akibatnya, aliran darah ke otak terhambat sehingga fungsinya untuk berpikir dan mengatur sistem motorik jadi terganggu.
Seseorang yang mengalami stroke dapat dipicu oleh kebiasaan hidup yang buruk, seperti jarang mengonsumsi buah dan sayur, kecanduan merokok, dan sering meminum alkohol dalam jumlah besar.
Namun utamanya, pengidap obesitas memiliki risiko tinggi terkena penyakit berbahaya ini. Menurut laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, sedikitnya satu dari lima kasus stroke terjadi karena obesitas. Faktor kondisi kesehatan lainnya adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), kadar kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL) tinggi, dan irama jantung yang tidak teratur.
Stroke menyumbang angka mortalitas tertinggi di Indonesia. Hampir setiap 10 detik, satu orang dinyatakan meninggal akibat stroke. Bahkan di dunia, ia menjadi penyebab kecacatan yang utama.
Mirisnya lagi, para ahli medis menyebut satu dari empat orang akan terkena stroke dalam rentang kehidupannya. Oleh karena itu, cegahlah penyakit ini dengan mengenali tanda-tandanya dan terapkan budaya hidup sehat sedari dini.
Sejarah Hari Stroke Sedunia
Hari Stroke Sedunia mulai ditetapkan saat Kongres Stroke Dunia pada 2004 di Vancouver, Kanada. Akan tetapi, peringatan ini baru diumumkan dua tahun setelahnya oleh ahli saraf klinis Kanada, dr Vladimir Hachinkski.
Tepat 29 Oktober 2006, Hari Stroke Sedunia diadakan secara perdana oleh World Stroke Organization (WSO). Organisasi tersebut dibentuk pada tahun yang sama dari penggabungan dua lembaga stroke global, yaitu International Stroke Society (ISS) dan World Stroke Federation (WSF).
Berdasarkan misinya, WSO ingin mempromosikan penelitian dan pengajaran terkait kesehatan jantung untuk meningkatkan perawatan korban stroke. organisasi tersebut juga berkomitmen untuk mengakui dan menghargai semua upaya profesional medis dan nonmedis yang telah berkomitmen untuk mengurangi angka stroke di seluruh dunia.
Pada 2010, lembaga nirlaba ini menyatakan stroke sebagai kondisi darurat kesehatan masyarakat. Dengan begitu, mereka berupaya lebih masif untuk mensosialisasikan dampak serius dari stroke dengan memaparkan pencegahan dan pengobatannya.
Tema Hari Stroke Sedunia
World Stroke Organization (WSO) telah menetapkan Save #Precioustime sebagai tema Hari Stroke Sedunia 2022. Tema ini didefinisikan sebagai penggunaan waktu secepat mungkin untuk lapor kepada dokter jika tanda-tanda stroke muncul pada seseorang. Sebab, ketika jaringan otak dan jutaan neuron mulai memudar, dampaknya akan sangat fatal untuk kesehatan jangka panjang.
Melalui kampanyenya, WSO sekaligus membuat tanda-tanda stroke dengan slogan 'FAST'. Artinya, 'Face dropping' atau bentuk wajah yang tidak simetris, 'Arm weakness' bermakna salah satu tangan melemah sehingga tidak bisa diangkat dan digerakkan, 'Speech difficulties' yang berarti kesulitan berbicara dengan jelas, serta 'Time to call' adalah hubungi dokter segera mungkin jika satu dari ketiga kondisi tersebut muncul.
Dengan demikian, pemberian tindakan medis tepat waktu sangat penting dalam menangani stroke. Pun pengidapnya bisa memiliki peluang bertahan hidup yang lebih lama lagi jika mendapat perawatan yang tepat.
Twibbon Hari Stroke Sedunia
Masyarakat diharapkan ikut serta dalam Hari Stroke Sedunia dengan melakukan perubahan gaya hidup sehat dan pemahaman tentang pencegahan stroke guna menekan kasus kematian kian tinggi. Selain itu, partisipasi masyarakat dapat ditunjukan melalui unggahan foto menggunakan twibbon yang detikcom kumpulkan dari berbagai sumber berikut ini:
Simak Video "Ini Ternyata Tanda-tanda Stroke"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)
Source link